Beberapa hari kemudian, suasana di ruang BEM cukup gaduh. Sam dan Wann
terlihat beradu argumen dengan Nabila. Setelah beberapa kali adu mulut,
Wann dan Sam keluar dari ruangan BEM meninggalkan Nabila yang menangis.
Dea yang setelah kelas kebetulan ke ruang BEM terkejut melihat Nabila
yang biasanya ceria dan semangat kini menangis. “Nab, kamu kenapa ?”
ujar Dea panik. Nabila tidak menjawab dan terus menangis. “Yaudah kalo
ga mau ngomong, sini-sini aku peluk.” Dea memeluk Nabila sambil mengusap
kepalanya. Setelah beberapa menit, Nabila berhenti menangis dan
menceritakan masalahnya dengan dua organisasi mitra nya. “Tenang Nab.
Ada aku kok disini. Kamu ga usah khawatir.” hibur Dea. “Udah dong, masa
pemimpin terkuat di kampus ini nangis. Sini aku lap.” Dea mengelap air
mata Nabila. “Udah ah..” ujar Nabila menepis tangan Dea, lalu mereka
berdua tertawa bersama. “Gitu dong ini baru Nabila yang aku kenal.” ujar
Dea.
Sementara itu, di sebuah gudang dekat ruang BEM, beberapa orang lelaki
mengintai seorang gadis yang sedang membantu organisasi pecinta
lingkungan membershikan sampah. Dia adalah Nadya, sang srikandi muda
sekaligus adik dari Nabila. Setelah membershikan sampah, Nadya pamit
kepada teman-temannya di pecinta alam lalu pergi ke ruang BEM. Kondisi
jalanan yang sepi dan dekat perbatasan belakang kampus menjadi peluang
besar untuk meringkus gadis mungil ini. Saat berjalan, dari belakang
seseorang menyekap mulut Nadya menggunakan kain dengan aroma bius. Nadya
berusaha meronta namun lama-kelamaan ia melemah dan tertidur akibat
aroma bius tersebut. Dengan sigap gerombolan BD Troops itu membawa Nadya
lewat perbatasan belakang kampus menggunakan mobil ke markas BD.
Di markas BD, tubuh Nadya yang sudah dilucuti gamis dan rok panjang
beserta pakaian dalamnya diikat disebuah kursi. Di hadapannya berdiri
Riky dan Ilham serta enam anggota BD. “Wah-wah lihat ini. Dalam waktu
singkat dua mangsa didapat. Sungguh kerjasama yang manis.” ujar Riky.
“Coba dulu kita kerjasama bareng, menang telak kita.” ujar Ilham. Riky
mengambil lakban lalu ia lubangi sedikit. Setelah itu, ia tempel di
vagina Nadya. “Ebuset, lo pasang disitu. Kalo doi kencing gimane ?” ujar
Ilham. “Lo meragukan jurusan gue nih ? gue udah hapal anatomi memek
cewek sampe lobang kencing nya. Ini sengaja gue lakban buat kejutan ke
kakaknya.” ujar Riky sewot. “Ugh… apa ini ! Kemana pakaianku semua !”
teriak Nadya panik. “Udah bangun ya adik manis.” ujar Riky. “Kalian
semua ! lepasin… aku laporin kalian ke kak Nabila !” bentak Nadya.
“Laporin aja. Nih balasannya kalo lo laporin.” ujar Ilham sambil
meneteskan cairan lilin ke paha Nadya. “Aih… panass… ssshhh..” desis
Nadya “Leh uga nih desahannya.” ujar Riky. “Lo macem-macem gue tetesin
ini ke susu lo.” bentak Ilham yang membuat Nadya terdiam. “Lo bakal gue
lepas malam ini tapi dengan dua syarat.” ujar Riky. “Pertama, lo harus
kasih tau alamat kosan baru Dea. Kedua, lo harus menyerahkan salah satu
antara toket mungil lo atau lobang pantat lo.” ujar Ilham.
Nadya menunduk sambil berdoa. Kesal karena merasa didiamkan, Ilham
kembali meneteskan lelehan lilin ke paha Nadya. “Aaakhh.. iyaa… iyaaa
aku kasih… panaas…” teriak Nadya. “Gue masih baik nih netesin ke paha lo
doang. Sekali lagi, beneran gue tetesin ke toket lo sampe gosong.”
ancam Ilham. “Kalian tau darimana kak Dea pindah kosan ?” ujar Nadya
sambil menahan perih di pahanya. “Ada deh… udah jawab kalo lo mau kami
lepasin.” ujar Riky. Dengan terpaksa, Nadya menyebut alamat kosan Dea.
“Gitu dong anak manis. Tapi gue ga akan gitu aja ngelepas lo. Sesuai
syarat kedua lo harus nyerahin toket lo atau lobang pantat lo.” ujar
Riky. Nadya kembali terdiam. “Lolos atau nggak. Mereka berdua akan tetap
bakal ngapa-ngapain aku.” dengan terbata-bata, Nadya menyebut sebuah
kata sambil menahan tangis.
Sambil tersenyum, Ilham dan Riky melepas ikatan Nadya lalu mengubah
posisi Nadya menjadi menungging. “Gue duluan ky.” Ilham membuka
celananya lalu ia meludahi lubang anus Nadya. Sambil menggesek penisnya,
Ilham sedikit demi sedikit mendorong masuk ke anus Nadya. “Aakkhh…
sakiitt..” keluh Nadya. “Tahan sayang…” ujar Riky sambil mengelus
punggung mulusnya. Setelah beberapa percobaan, penis Ilham membobol
masuk diiringi teriakan Nadya. Ilham mendiamkan posisinya sejenak sambil
menunggu Nadya yang tubuhnya bergetar.
Setelah cukup tenang, Ilham langsung menggenjot penisnya dengan kasar.
Nadya kembali berteriak dan menangis kesakitan. “Sakiiittt…
hentikaaannn… aaakkh… sakiiitt..” teriakan Nadya yang cukup menyedihkan
hanya dibalas tepuk tangan riuh para anggota BD yang merekam adegan
tersebut. Lima belas menit kemudian, Ilham mendorong penisnya
dalam-dalam. “oouuhhh… gue keluar… gila sempit banget bikin cepet crot
gue.” Umpat Ilham sambil menikmati orgasmenya. Semburan sperma Ilham
membuat anus Nadya menjadi hangat namun memberi rasa perih yang parah.
“aaakkkk…. Sakiiitt…. Aku ga kuat lagi… sakiittt bangeett…” teriak Nadya
sambil menangis. Ilham mencabut penisnya lalu mengelap penisnya yang
berlumur bercak darah dengan jilbab Nadya. Riky kemudian memotret wajah
Nadya yang merah, berkeringat dan penuh air mata. “Asik nih kalo
dijadiin lockscreen handphone gue.” ujar Riky. “Lo ga mau nyicip rik ?”
ujar Ilham. “Gue lebih suka ngelakuin di depan kakak tercintanya nanti.
Kalian pake tuh pantat mumpung belom rapet lagi. Gue yang rekam sini.”
ujar Riky. Keenam anggota BD tersebut langsung bergantian menganal Nadya
diiringi teriakan pilu darinya. Setelah orang keenam orgasme dan
mencabut penisnya, anus Nadya menyemburkan sisa sperma yang ada didalam
lubang anusnya. ”Udah rusak pantat doi. Ampe mencret keluar sperma
gitu.” ledek Riky sambil merebahkan tubuh Nadya yang lemah. “Walau lo
gue lepas, gue tetep ga percaya lo bakal diem dan ga ngelapor kakak lo.
Ini supaya lo inget dan nggak akan lakuin itu.” Riky memecahkan botol
miras sisa minum lalu mengambil salah satu pecahan beling. “Kak…
jangan…” ujar Nadya lemah. Riky menempelkan pecahan beling tersebut di
paha tempat Ilham menetes cairan lilin. “Jangaannn… aku nggak bakal
lapor kak Nabila atau Dea. Siapapun … jangan kak….” teriak Nadya sambil
meronta. Dengan nafsu Riky menyayat paha Nadya membentuk huruf BD
diiringi teriakan-teriakan Nadya. Riky kemudian membersihkan sisa darah
dengan cara menyiram air hangat di sayatan tersebut. Hal itu membuat
teriakan Nadya semakin keras. “KAaaakk….” Nadya kemudian pingsan karena
tidak tahan dengan rasa sakit yang diderita. Setelah luka di paha nya
bersih dari sisa darah, Riky kemudian memandikan Nadya dan memakaikan
kembali pakaiannya. Kemudian, Ilham dan Riky membawa Nadya ke kosan
Ratu. Di kosan Ratu, sang pemilik kamar diancam tidak boleh cerita
apapun dan hanya bilang Nadya numpang menginap. Dengan takut Ratu
menganggukan kepalanya lalu menutup pintu kamar kos. Ilham dan Riky
pergi lewat belakang kamar Ratu dan kembali ke markas untuk rencana
penaklukan Dea.
(Flashback…)
Saat Nabila dan kawan-kawan mengurus pindahan kosan Dea, di sebuah
gudang bekas pandai besi ada sekumpulan laki-laki yang sedang
mengelilingi seorang wanita yang kepalanya ditutup kain serta kaki dan
tangannya diikat. Wanita itu adalah Ratu yang baru saja diringkus dan
dibawa ke markas salah satu anggota BD yaitu Harun. Setelah menaklukan
Sofi, kali ini Harun kembali mendapat mangsa baru. Harun perlahan-lahan
membuka kain yang menutup kepala Ratu. “Wah wah… liat siapa ini.
Temennya peliharaan gue si Sofi ternyata. Walaupun lubangnya sudah bekas
pakai, tapi bodi lo lumayan juga.” leceh Harun sambil meraba-raba perut
Ratu. “Kalian akan menyesali ini !” bentak Ratu sambil meronta berusaha
untuk menendang Harun. “Kebalik kali, justru lo yang bakal nyesel
karena nantangin gue.” ujar Harun sambil megeluarkan jarum tindik yang
biasa digunakan untuk membuat tato. “Guys kita mulai sekarang.” ujar
Harun. Sepuluh orang BD Troops kemudian memegangi tubuh Ratu yang
kembali melawan. “Apa yang kamu lakukan ? Lepaass…” teriak Ratu. “Ini
bakal sedikit perih, tapi nantinya bakal enak kayak lo waktu diperawanin
sama cowok lo itu.” ledek Harun sambil mengarahkan jarum itu ke paha
Ratu. Dengan kasar, Harun menyayat paha Ratu membuat lambang hati dan
tulisan BD didalamnya. “Aaaaakkkh…. Saakiiitt… hentikaann… haahhh…
haaa..” teriak Ratu. “Teriak sayang… aku jadi makin semangat nih.” Harun
kemudian membuat tulisan I Love Sex di paha sebelah kiri Ratu.
“Ampuuunnn…. Sakiiitt bangeettt.. udaaahhh…” teriak Ratu diiringi
tangisan. Harun kemudian melihat hasil karyanya dengan senyum puas.
BD Troops kemudian membalik tubuh Ratu hingga tengkurap. Harun mengusap
punggung Ratu yang mulus lalu kembali mengukir kalimat Aku Budak Black
Dimension, Gunakan Aku Sepuasnya. menggunakan jarum tersebut.
“Aaaaakkkkk…. Hentikaaann…. Ampuunnn…” teriakan Ratu mulai melemah
karena menahan sakit dan kelelahan. Wajahnya berkeringat dingin dan
berurai air mata. Harun semakin menikmati teriakan penuh penderitaan
dari Ratu sambil mengukir gambar penis, di sekitar tulisan tersebut.
Belum puas, Harun membuat tulian AN di pantat kiri dan AL di pantat
sebelah kanan Ratu. Ratu yang sudah tidak sanggup menahan sakit di
sekujur tubuhnya kemudian pingsan. BD Troops kemudian membalik badan
Ratu. Harun mencium dengan lembut perut Ratu kemudian ia membuat ukiran
tulisan penutup yaitu Insert Here di bagian bawah perut Ratu dan tulisan
Free di bagian atasnya.
Setelah puas melukai tubuh Ratu, Harun kemudian membersihkan sisa luka
di tubuh Ratu lalu ia balut menggunakan perban. Setelah itu ia membawa
Ratu pulang dikawal tiga BD Troops menggunakan mobil. Harun dan satu BD
Troops sebagai supir di depan, dua lagi mengapit Ratu di belakang. “Ini
cewek ga di ewe bang ?” ujar salah satu BD Troops. “Adegan exe nya gue
tahan dulu. Nanti di akhir pasti kalian bakal dapet jatah buat nidurin
tuh cewek.” ujar Harun. “Tapi gue udah ga tahan bang.” Ujar BD Troops
yang satunya. “Yaudah lo coli aja pake mulut dia.” balas Harun. Kedua BD
Troops di belakang kemudian menggunakan mulut Ratu yang masih pingsan
sebagai pembuangan sperma. Suasana kosan Ratu sangat sepi karena
tetangganya banyak yang pergi kuliah dan penghuni kos sedang ke luar
negeri. Harun dan dua BD Troops memasukkan Ratu ke kamarnya. Lalu Harun
menyelimuti tubuh Ratu dan mencium keningnya. Kedua BD Troops kemudian
kembali ke mobil diikuti Harun yang menaruh sebuah surat di meja belajar
kamarnya. Mereka bertiga kemudian menghilang dari daerah itu.
credit to :marcioz

No comments:
Post a Comment