Dea, koordinator keamanan sekaligus salah satu srikandi Nabila yang
ditakuti karena sukses menggagalkan perjudian, perdagangan miras dan
pengedaran narkoba. Beberapa kali ia bersama dua pengawalnya yaitu Sofi
dan Ratu sukses mengalahkan para preman kampus baik itu Black Dimension
maupun kelompok-kelompok kecil. Saat ini, tubuh Dea terbaring lemah
hanya mengenakan hijab dengan rantai dan borgol yang mengunci kedua kaki
tangannya. Dea bisa saja menghancurkan rantai itu dengan mudah, namun
efek anestesi sebagian yang disuntikkan di tubuhnya membuat Dea hanya
bisa menggerakan kepalanya.
Beberapa saat kemudian, Raharjo beserta enam puluh anggota BD datang
membawa sejumlah koper, botol miras dan tas bengkel. Dibukanya koper
tersebut yang berisi sejumlah obat-obatan, alat suntik dan alat medis
lain. Sementara itu tas lain berisi kunci inggris, palu, linggis dan
alat pertukangan lainnya. Dea melihat alat tersebut dan gemetaran,
membayangkan nasib dirinya nanti dengan alat-alat itu.
“Pagi mbak Dea. Nyenyak tidurnya ?” sapa Raharjo. “Apa yang kalian
lakukan ? Jangan coba-coba ! Kalau aku lolos nanti, kalian akan menyesal
!” ujar Dea. “Hah… badan udah gabisa apa-apa gini masih sok mau lawan
kita.” ledek Raharjo sambil mengelus perut Dea. “Jangan pegang-pegang !”
bentak Dea. “Terus apa ?” tantang Raharjo sambil mendekati wajah Dea.
Hembusan nafas rokoknya tercium jelas membuat Dea terbatuk. “Bang, bau
rokok lo bikin doi bengek tuh.” ujar Riky. “Heheh… lama-lama dia bakal
ketagihan sama bau haram ini. Gue kasih lo minuman selamat datang dulu
kayaknya lo haus.” Raharjo membuka tiga botol berupa beer, vodka dan
wine lalu ia cekokkan ke Dea. Dea terpaksa meneguk semua minuman itu
sambil menangis, karena tubuh sucinya sudah tercemar oleh air haram itu.
Namun, ia tahu akan ada yang merusak tubuhnya lebih buruk dari ini.
“Haus mbak ? ampe dihabisin semuanya.” Ledek Riky diiringi tawa BD
Troops. Dea hanya diam sambil menunduk. Raharjo memegang kepala Dea lalu
ia cium sambil menjilati sisa miras di bibirnya. “Mmmhhh… slurp….
Mmmaahhh….shh.. .mmhh..” Dea membalas ciuman Raharjo dengan ganas.
Raharjo melepas ciumannya dan ia lihat ekspresi kecewa Dea yang masih
belum puas berciuman. “Kenapa lo ? pengen dicium lagi ?” ledek Raharjo.
Mendengar perkataan Raharjo, Dea langsung membuang muka. “Perasaan apa
ini ? Kenapa aku malah ingin dicium bajingan itu ? Nggak, ini nggak
boleh.” batinnya. Perlahan-lahan, efek anestesi menghilang dan Dea bisa
menggerakan tubuhnya walau masih lemah.
“Dia udah bisa bergerak. Sekarang kita mulai acaranya.” ujar Raharjo
sambil melihat tubuh Dea penuh nafsu. Dea mulai khawatir melihat
Raharjo, Riky dan Ilham membawa sejumlah suntikkan dan obat. “Mau apa
kalian ? Nggak !! Kalian nggak boleh lakukan itu !!” Dea memberontak
walau tubuhnya masih melemah. Dengan sigap anggota BD memegangi dan
mengunci tubuh Dea. “Tidaaakkk… Jangan lakukan !!!” teriak Dea saat
Raharjo dan gerombolannya menempelkan ujung suntikkan di lengan, paha,
payudara bahkan di selangkangannya. “Jaaanggaaannn… kyaaaahhhh…” Dea
menjerit kesakitan setelah alat-alat itu menyuntikan cairan perangsang
dan hormon penghasil susu ke dalam tubuhnya. Tubuh Dea kembali lemas dan
berkeringat dingin. Beberapa saat kemudian, wajahnya memerah dan
payudaranya membesar diikuti putingya yang mengeras. Vaginanya
mengeluarkan sedikit cairan bening dan tubuhnya mulai terasa panas.
“Sepertinya sudah siap. Ayo boys kita nikmati lonte sialan ini. Kamera
siap ?” Raharjo memberi aba-aba kepada BD Troops yang merekam di setiap
sudut ruangan. Raharjo memulai dengan meraba kedua kaki Dea dari telapak
hingga ke paha. Riky memijit pelan tangan Dea lalu Ilham mengusap perut
hingga payudara Dea yang menjadi lebih kenyal setelah diberi suntikkan.
“Ugghh… geli… kenapa aku merasa… ouuhh… kenapa enak sekali ? aku jadi
ingin… mmhhh.. nggaakk… nggak bole…. Aahhh…” batin Dea yang masih
berusaha melawan birahinya. “Masih mau ngelawan ? Gue kasih jurus
pamungkas kalo begitu.” Raharjo memasukkan jari-jarinya ke vagina Dea
lalu mengoboknya. “Aauuhh… ssshhh…..” Dea akhirnya bersuara. “Nah
ngomong juga itu anak.” Raharjo mengobok jarinya lebih cepat. “Aahh…
haaaahhh… ough…. Mmmshhh.. aaiihhh…” Dea meraung setelah Ilham ikut
memencet-mencet putingnya. “Aaahhh… jangaannhhh… hentikaa…. Aaaiihhh..”
Dea mulai tidak bisa melawan nasfunya lagi. “Udahaa…. Aaaaaakkhhh……
iyaaahhh…” Dea melebarkan kakinya dan menyemprotkan cairan vagina dengan
deras.
“Enak kan ? Pake sok jaim sih.” Raharjo mengelap sisa cairan vagina ke
wajah Dea. “Sekarang aku mau memerah isi dari balon-balon ini.” Ilham
memasang alat yang pernah digunakan untuk memerah Firda. Kali ini,
giliran payudara Dea yang akan diperah susunya. “Susu nya seenak
srikandi senior gak ya ?” ujar Ilham diiringi tawa Riky dan Raharjo.
“Srikandi senior ? Ga mungkin kak Firda…” batin Dea. “Kak Firda ga akan
seperti itu. Aku ga percaya.” Teriak Dea. “Oh ya ? Kalo gitu lo mending
nonton ini.” Ilham melepas rantai di tubuh Dea lalu ia dibantu BD Troops
memegangi Dea lalu didudukkan di kursi depan TV besar. Tak lupa kaki
dan tangannya kembali dirantai. Kemudian Riky memasukkan sebuah kepingan
DVD berisi cuplikan adegan sex mereka dengan anggota Srikandi
sebelumnya yaitu Cindy, Sofi, Firda serta Nadya. Saat video berputar,
adegan pertama yang muncul adalah adegan Cindy yang diperkosa setelah
rapat pentas seni. “Cindy… nggak…. Ini pasti bohong.” gumam Dea setengah
tidak percaya. Beberapa menit berselang muncul adegan Sofi dengan
double stick yang keluar masuk lubang vagina dan anusnya yang sedikit
berdarah. Kemudian, adegan selanjutnya Firda yang diperkosa oleh Mr.
Hans dan mengeluarkan desahan-desahan erotis. Dea berusaha memalingkan
wajahnya karena tak kuat, namun tubuhnya terus melihat dengan seksama
setiap adegan panas tersebut. Lalu adegan Nadya yang di anal
beramai-ramai hingga anusnya menyemburkan sisa sperma. Setelah itu video
menghitam lalu keluar suara teriakan, desahan serta rintihan
teman-teman Dea diiringi tawa para Black Dimension yang memperkosanya.
Lalu video selesai.
Dea pun lemas dan menangis setelah melihat video serta seluruh suara
rekaman tersebut. “Ini nggak mungkin… mereka semua sudah… tapi..
kenapa…” gumam Dea. “Mau tau kenapa ? Karena lo bego.” ujar Raharjo
sambil meludahi wajah Dea. “Sekarang giliran lo yang merasakan keenakan
kayak mereka.” Ilham menyalakan alat pemerah tersebut lalu puting
payudara Dea mulai mengeluarkan tetesan cairan seperti susu. “Hari ini
kita minum susu gratis lagi.” ujar Riky diiringi teriakan BD Troops yang
bersemangat. Sambil menunggu susu terisi penuh, Ilham menyodorkan
penisnya ke Dea. “Lo isep ini sekarang !” ujar Ilham. Bukannya menuruti
Dea malah menggigit dan meludahinya. Ilham tersungkur menahan sakit di
penisnya. “AJG ! BGST ! Dasar Lonte ! aaduhhh..” Ilham mengerang
kesakitan. Riky menghampiri Dea lalu ia mengeluarkan silet dan
menempelkan di pipi Dea. “Lo baru aja bikin kesalahan besar. Kalo lo
berani lagi, gue ga akan segan.” Ujar Riky sambil menekan-nekan silet
tersebut. “Aku gapeduli ! Mati aja kalian sana ! Kalian akan … aahhh ..”
sedotan alat itu memberi efek geli dan tubuh Dea yang sensitif
membuatnya kehilangan wibawa. “Oke… ini biar lo inget aja.” Riky
langsung membeset silet tersebut dan membuat pipi Dea berdarah.
Beberapa saat kemudian, ember berisi susu telah terisi penuh. Satu
persatu anggota BD mengambil segelas wine susu hasil perahan Dea. “Wow
ini susu terbaik yang pernah gue coba.” , “Lebih enak dibanding susunya
Firda.” gumam BD Troops. Raharjo mengambil satu gelas lalu ia
menghampiri Dea. Setelah menempel plester di pipi Dea yang berdarah,
Raharjo melepas alat perah tersebut lalu menyuruh Ilham menaruh nya
kembali. Dengan kasar Raharjo membuka paksa mulut Dea. “Aaaakkk….
Aaaahhhaa…” teriak Dea. Riky yang memahami maksud Raharjo langsung
menuang susu tersebut ke mulutnya. Raharjo langsung menutup paksa mulut
Dea hingga susu tersebut ditelan.
Tubuh Dea sudah mulai kepayahan, ditambah lagi kini ia lebih sensitif
terhadap gesekan akibat obat suntik yang ditusukkan ke tubuhnya. Raharjo
pun melepas rantai di tubuh Dea. “Bang, kok dilepas ? Nanti dia lolos
habis kita.” ujar beberapa BD Troops. “Tenang aja. Bawain lagi obatnya
sini, sama itu minuman dan serbuk special bawa juga.” pinta Raharjo.
kemudian Dea kembali dipengangi lalu Raharjo menyuntikkan dua cairan ke
payudara dan lengannya diiringi rintihan Dea. Setelah itu, Raharjo
menuang serbuk ke botol miras lalu dikocok. Kemudian, mulut Dea kembali
dibuka paksa dan Raharjo menuangkan botol tersebut dan BD Troops yang
memegangi Dea menutup paksa mulutnya agar ditelan. Obat-obat tersebut
langsung bereaksi cepat, Dea menjadi lebih sensitif bahkan hanya diusap
sedikit saja bisa membuat dia orgasme.
“Sekarang dia udah makin sange. Saatnya eksekusi.” Raharjo ditemani Riky
dan Ilham mengatur posisi. “Lobang memek sama pantat lo berdua yang
perawanin, biar mampus nih lonte.” ujar Raharjo. Para BD Troops semakin
bersemangat melihat detik-detik eksekusi salah satu akhwat terkuat
kabinet srikandi yang selama ini membuat mereka porak-poranda. “Mmmhhh…
jangaann… ampuunn…” pinta Dea. “Sudah terlambat sayang…” ujar Riky
sambil menarik tubuh Dea membelakanginya. Riky langsung mengarahkan
penisnya yang sudah keras ke lubang anus Dea. Begitupun Ilham juga
bersiap untuk mendobrak vagina Dea yang becek. “Hentikaannhh… ngghhh…
geli…” desah Dea. Riky dan Ilham secara bersamaan menyodok paksa penis
mereka hingga masuk kedalam. “Aaahh… enaaakkk… sakiitt… oohhh yeess…”
teriak Dea yang sudah tidak bisa mengendalikan diri. Ilham langsung
memendam penisnya diiringi teriakan Dea disusul juga oleh Riky yang
menembus lubang anusnya. Supaya Dea tidak kesakitan,Ilham mengelus paha
Dea sementara Riky meremas payudaranya. “Ooouuhhh… geli… aaahhh..” Dea
menggeliat. Walau ia merasakan sakit yang luar biasa, rangsangan Riky
dan Ilham membuatnya lupa akan rasa sakit tersebut.
Riky dan Ilham kemudian mulai menggenjot Dea. Tumpukkan ketiga manusia
itu sudah seperti roti coklat isi susu karena warna kulit yang sangat
kontras. “Aaahhh… yeeesss… lagi…. aauhhh…” desah Dea mengikuti genjotan
Ilham dan Riky. “Lo liat nih ham ? Nih cewek kemaren galak banget sama
kita, eh sekarang liat nih kelakuannya.” Ledek Riky. “Heh lonte ! Enak
ya di ewe ? Katanya lo anti maksiat, menjauhi zina. Sekarang malah
doyan.” Ilham melecehkan Dea. “Aaahh… enaakkk… Dea suka kontolll…
enaakk… oohhh…” balas Dea dengan nada manja. Setelah setengah jam, Dea
meraung dan tubuhnya menegang. “Aaaoohhh…. Dea pipisss…. Hmmhhh….”
Orgasme kelima Dea membuat vaginanya semakin licin membuat Ilham mulai
goyah. “Anjiirrr… gue keluaar….” Ilham menyodok penisnya dalam-dalam.
“Aaahh… keluarin…. Mmmhhh… angeett…. Eenaakkk…” Dea mendesah manja
sambil menikmati vaginanya yang disembur sperma oleh Ilham. Riky pun
juga mulai goyah dan ikut menyemburkan sperma di lubang anus Dea.
“Aakhh… mmmhhh…” Riky mencium Dea dengan ganas sambil menyodok penisnya
hingga mentok. Ilham dan Riky mencabut penis mereka dan tetesan sisa
sperma dan darah keluar dari kedua lubang Dea. “Aahh… sakit … tapihhh…
enaakk… mau lagii…. Dea bangkit lalu memegangi penis Riky dan Ilham.
“Mau lagi ?” ledek Ilham sambil meremas payudara Dea yang semakin
membuatnya bernafsu. “Ky, gentian lobang. Gue mau rasain pantat doi.”
Riky dan Ilham kemudian berganti posisi dan langsung menyodokkan penis
mereka diiringi lenguhan Dea.
Sudah hampir empat jam lebih Ilham dan Riky melayani vagina dan anus Dea
bergantian diiringi desahan Dea yang semakin tidak terkontrol. “Aiihhh…
terus… ooohhh…. Iyyaaahh… uummhhh…” wajah Dea semakin merah ekspresinya
sudah seperti wanita haus seks. “Anjir masih seret nih memek…” , “
Pantat doi ngeremes kontol gue terus gilaa…” Riky dan Ilham yang
biasanya kuat berjam-jam mempermainkan nafsu wanita targetnya kini mulai
goyah dan akan segera mengakhiri permainan. “Anjritt… Deaa… gue udah
mau abis…“ , “Gue keluar lagi nih… gila pantat lo ….” Riky dan Ilham
menyodok penis mereka dalam-dalam. “Keluarin ….. yeesshhh… yang
banyaakk… masukin yang daleemmm…” Dea mendongakkan kepalanya dengan
mulut menganga dan mata seperti orang mabuk. Vagina dan anusnya kemudian
menghangat oleh semburan sperma yang kesekian kalinya dari Riky dan
Ilham. Mereka kemudian mencabut penisnya dan tetesan sisa sperma
permainan sebelumnya mengalir deras dari kedua lubang Dea. “Anjir capek
banget… kontol gue ampe linu ama dia.” Ilham kemudian terkapar. “Gue
juga mau istirahat dulu. Kalo sange malah makin kuat nih cewek.” Riky
kemudian ke dapur mengambil minum. Saat Ilham ingin pergi, ia tiba-tiba
dipeluk Dea dari belakang. “Mau lagiii… ayo masukiin lagiii…” bisik Dea
dengan nafsu. “Anjir gimana ini ? Bisa mati gue kalo garap dia lagi.”
batin Ilham yang sudah tidak punya tenaga.
Melihat dua anak buahnya yang sudah hampir terkapar, Raharjo menarik
tubuh Dea lalu menciumi pipi dan bibirnya. “Masih mau lagi ?” goda
Raharjo. “Mauuu.. Dea mau kontoll… mmhhh… Dea mengelus celana Raharjo.
“Lo lihat itu cowok-cowok. Lo bisa main sama kontol mereka sampe puas.”
celetuk Raharjo. Ekspresi Dea semakin nafsu dan ia melihat penis para BD
Troops yang bervariasi. “Yeesshhh… banyak kontol… Dea sukaaa…” Dea
kemudian berbaring dan memasukkan jarinya ke lubang vagina yang masih
becek. “Ayooo… masukiinnn…. Dea udah ga sabaarrr…” desahnya manja.
Seketika 60 BD Troops langsung mengerumuni Dea. Ada yang langsung
menyodok penisnya dengan kasar ke vagina dan anus Dea, ada juga yang
memasukkan dua penis sekaligus ke mulut Dea. Selain itu, sejumlah alat
seperti linggis, palu, tongkat baseball hingga botol miras bergantian
masuk ke vagina dan anus Dea. Menerima serangan bertubi-tubi dari BD
Troops membuat Dea semakin menggila dan kehilangan akal sehat. Ia terus
mengeluarkan desahan dan raungan setiap ia ingin orgasme. “Obat dari
perusahaan farmasi itu benar-benar sangat efektif. Dea akan kehilangan
jatidiri sebagai wanita yang selama ini dikenal alim, kuat dan anti
kejahatan menjadi wanita yang di otaknya cuma bayangin sperma sama
kontol. Bahkan bisa-bisa kamera ini dijadiin bahan sama dia” batin
Raharjo yang asyik merekam sambil menikmati susu perahan Dea yang masih
tersisa. “Berapa memorinya nih ?” teriak Raharjo. “Tenang bang, tiga
hari juga masih nyisa memorinya.” ujar salah satu BD Troops sambil asyik
meremas payudara Dea yang dipasang penjepit jemuran.
Setelah hampir 10 jam, para BD Troops akhirnya mengakhiri permainan.
Handycam untuk merekam pesta malam Dea sudah panas setelah dipakai
sambil di charge. Dea terbaring dengan tubuh penuh sisa sperma dan
beberapa benda menancap di vagina dan anusnya. Mulut Dea juga masih
tersisa lelehan sisa sperma. Matanya sudah terpejam kelelahan dan sembap
seperti orang menangis. Raharjo mematikan handycam itu lalu ia hampiri
tubuh Dea yang bagi sebagian orang sudah dalam kondisi menjijikan dan
mengerikan. Perlahan-lahan Dea terbangun namun tubuhnya masih sangat
lemah. Ia hanya melihat Raharjo melepas benda yang ada di dalam vagina
dan anusnya lalu dibopong ke kamar mandi. Raharjo menyalakan air lalu ia
melepas jilbab Dea dan menceburkan tubuhnya. Dea merintih kecil saat
payudara, anus dan vaginanya dibersihkan. Setelah bersih, Dea dipakaikan
lengkap beserta jilbabnya lalu dibopong ke mobil. Dea diantar Raharjo
ke kosannya lalu dipapah masuk. Sang pemilik kos mengira Dea mengalami
kecelakaan/sakit. Namun Raharjo menjelaskan ia pingsan di kampus
sehingga diantar pulang olehnya. Setelah diantar oleh pemilik kos,
Raharjo masuk ke kamar Dea dan membaringkan Dea di kasurnya. Sebelum
pergi, Raharjo menaruh sebuah amplop di sebelahnya sambil tersenyum. Dea
kini sudah resmi menjadi budak BD dan Nabila dalam waktu dekat akan
bernasib sama seperti rekan-rekannya.
credit to : marcioz

No comments:
Post a Comment