Saturday, September 29, 2018

Badan Enak Mahasiswi Part 12 : Kenangan Indah Nabila

Kabar tewasnya Raharjo beserta senior Black Dimension lainnya tersebar seantero kampus Pelita Nusantara. Nabila mengisi orasi selebrasi di lapangan kampus ditemani oleh tiga srikandinya yaitu Dea, Cindy dan Nadya. Di tempat lain, para anggota BD menggunakan pakaian putih sebagai bentuk belasungkawa. Setelah upacara dukacita, Riky ke kampus lalu melihat ke lapangan dengan penuh dendam. “Awas lo Nab. Gue ga akan kasih ampun lagi.” Riky berlalu dari keramaian. Beberapa meter kemudian, ia bertemu Sofi sedang menjaga sekre BEM. Riky kemudian memberi kode untuk mengobrol di sebuah tempat. Kemudian mereka berdua bertemu di sebuah kamar hotel milik salah satu anggota BD.

Badan Enak Mahasiswi Part 12 : Krisis Internal dan Rencana Upacara Perpisahan

Sejak kejadian malam itu, tidak ada perubahan pada diri Dea. Ia tetap menjalankan aktivitas normal seperti biasa. Ia ditemani Sofi dan Ratu masih terus memerangi kegiatan Black Dimension di kampus. Yang berbeda adalah setiap ia selesai mengusir para anggota BD yang melakukan kegiatan ilegal, Dea harus mengoral penis mereka sampai puas. Ia terpaksa melakukan itu karena vagina Dea ditanam alat pelacak yang akan bereaksi jika Dea melanggar.

Sementara itu, Firda sudah selesai menjalankan sidang dan dinyatakan lulus. Setelah sidang, Firda diantar oleh Mr. Hans ke sebuah hotel untuk “merayakan” kelulusan Firda. “Hmm… aku malu pak.” ujar Firda sambil berdiri depan cermin. Firda hanya mengenakan jilbab dan stocking merah tanpa bra dan celana dalam. “Kamu udah cantik kok. Selamat ya.” Hans memeluk Firda dari belakang. “Mmmhh… sabar dongghh…” Firda kemudian membalik badan lalu mencium Hans dengan ganas. Hans kemudian melepas ciumannya lalu menggendong Firda. Firda kemudian direbahkan di ranjang hotel lalu Hans membuka semua pakaian nya. “Pakk… beri aku hadiah terenak…” Firda melebarkan kedua kakinya sambil mengorek vaginanya yang sudah becek. Hans langsung menidih Firda dan menyetubuhinya semalaman.

Badan Enak Mahasiswi Part 11 : Pesta untuk Dea

Dea, koordinator keamanan sekaligus salah satu srikandi Nabila yang ditakuti karena sukses menggagalkan perjudian, perdagangan miras dan pengedaran narkoba. Beberapa kali ia bersama dua pengawalnya yaitu Sofi dan Ratu sukses mengalahkan para preman kampus baik itu Black Dimension maupun kelompok-kelompok kecil. Saat ini, tubuh Dea terbaring lemah hanya mengenakan hijab dengan rantai dan borgol yang mengunci kedua kaki tangannya. Dea bisa saja menghancurkan rantai itu dengan mudah, namun efek anestesi sebagian yang disuntikkan di tubuhnya membuat Dea hanya bisa menggerakan kepalanya.

Badan Enak Mahasiswi Part 10 : Dea, Ternyata...

“Saudara-saudaraku ! Dengar baik-baik !” Raharjo membuka acara perkumpulan akbar para anggota Black Dimension. Lima faksi yaitu Black Dimension, Book Diamonds, BD Troops, Spiritual Club (faksi Sam) dan Campus Army (faksi Wann) berkumpul di aula basement untuk membahas rencana final BD untuk memusnahkan Nabila dan kabinet srikandinya yang sudah kehilangan setengah kekuatan. “Kini kondisi kita sedang membaik. Transaksi lancar, lalu kedatangan dua saudara besar ditambah lagi kondisi musuh kita si lonte Nabila itu sedang melemah. Ini kesempatan kita untuk melakukan serangan besar-besaran. Tiga bulan lagi masa kerja mereka akan selesai, artinya kita punya dua bulan untuk menjalankan serangan final. Mari kita berdiskusi dengan tertib.” tutup Raharjo.

Badan Enak Mahasiswi Part 9 : Hadiah Kecil untuk Nadya

Beberapa hari kemudian, suasana di ruang BEM cukup gaduh. Sam dan Wann terlihat beradu argumen dengan Nabila. Setelah beberapa kali adu mulut, Wann dan Sam keluar dari ruangan BEM meninggalkan Nabila yang menangis. Dea yang setelah kelas kebetulan ke ruang BEM terkejut melihat Nabila yang biasanya ceria dan semangat kini menangis. “Nab, kamu kenapa ?” ujar Dea panik. Nabila tidak menjawab dan terus menangis. “Yaudah kalo ga mau ngomong, sini-sini aku peluk.” Dea memeluk Nabila sambil mengusap kepalanya. Setelah beberapa menit, Nabila berhenti menangis dan menceritakan masalahnya dengan dua organisasi mitra nya. “Tenang Nab. Ada aku kok disini. Kamu ga usah khawatir.” hibur Dea. “Udah dong, masa pemimpin terkuat di kampus ini nangis. Sini aku lap.” Dea mengelap air mata Nabila. “Udah ah..” ujar Nabila menepis tangan Dea, lalu mereka berdua tertawa bersama. “Gitu dong ini baru Nabila yang aku kenal.” ujar Dea.

Badan Enak Mahasiswi Part 8 : Raja dan Ratu

Beberapa hari setelah pesta malam di markas BD, Firda mengalami perubahan pesat. Ia lebih banyak merenung sambil sesekali mengerjakan revisian skripsi nya di ruang BEM. Apalagi ia juga diancam oleh BD untuk menuruti semua keinginan mereka atau video pesta sex nya disebar. Hal itu membuat Nabila dan Dea cemas, mereka berdua kemudian memberi Firda dispensasi demi kelancaran skripsinya. “Kak Firda kenapa akhir-akhir ini ga secerah biasanya ?” sapa Nadya. “Biasa dek. Nanti semester akhir juga bakal ngerti.” jawab Firda. “Eh lagi skripsian kak ? Maaf ganggu. Aku peluk nih biar kak Firda ga marah.” Nadya memeluk Firda. Biasanya, Firda akan meladeni dengan mengusap kepala Nadya. Sejak ia dijadikan budak sex, sensasi pelukan Nadya menjadi sesuatu yang berbeda dari Firda. “Hm… anu Nad. Aku lagi sibuk. Maaf ya.” ujar Firda melepas pelukan Nadya. “Okey kak ! Semangat skripsiannya. Aku mau ke kelas dulu.”. Firda tersenyum namun dalam hatinya ia teriris membayangkan gadis sepolos Nadya akan dijadikan bahan mainan BD.

Badan Enak Mahasiswi Part 7 : Susu Rasa Firda

Firda, mahasiswi senior mentor Nabila sekaligus penasihatnya di BEM. Karena kesibukannya itu, skripsi Firda menjadi terbengkalai. Padahal ia sudah tinggal satu semester lagi untuk lulus dari Pelita Nusantara. “Kamu ini kapan lulus nak ?” begitulah kalimat ibunya setiap menelpon Firda. Hal itu secara tidak langsung membuat dirinya bingung dan kemungkinan akan vakum atau bahkan melepas Nabila di BEM demi skripsinya. Suatu sore, ia baru saja dimarahi dosen pembimbingnya karena dianggap tidak serius dalam mengerjakan kuliah. “Tugas mahasiswa itu salah satunya adalah penelitian. Seharusnya mahasiswa tingkat akhir seperti kamu paham dengan hal itu. Gimana progress skripsi kamu ?!” Mr. Hans, dosen pembimbing Firda mulai berceramah. “I.. ini pak. Saya belum sempat menyelesaikan bab 3 saya karena sibuk di kegiatan luar.” ujar Firda terbata-bata. “Sibuk ? Memangnya adik-adik kamu itu tidak becus mengurus BEM sampai kamu juga yang harus ikutan ?” sindir Mr. Hans. “Maaf pak. Saya ingin membantu mereka karena mereka memiliki masalah yang berat.” , “Justru kalau kamu bantu terus, mereka ga akan bisa maju. Nempel terus karena dibantuin. Lagipula apa ini ? Ini lebih baik saya jadikan bungkus nasi.” Mr. Hans memeriksa skripsi Firda sambil mencoret-coret. “Pokoknya minggu depan Bab 1, 2 dan 3 harus sudah siap. Tidak boleh ada kekonyolan seperti ini. Inget orangtua kamu di rumah.” Mr. Hans kemudian mengisi form bimbingan lalu meninggalkan Firda.