Saturday, September 29, 2018

Badan Enak Mahasiswi Part 12 : Kenangan Indah Nabila

Kabar tewasnya Raharjo beserta senior Black Dimension lainnya tersebar seantero kampus Pelita Nusantara. Nabila mengisi orasi selebrasi di lapangan kampus ditemani oleh tiga srikandinya yaitu Dea, Cindy dan Nadya. Di tempat lain, para anggota BD menggunakan pakaian putih sebagai bentuk belasungkawa. Setelah upacara dukacita, Riky ke kampus lalu melihat ke lapangan dengan penuh dendam. “Awas lo Nab. Gue ga akan kasih ampun lagi.” Riky berlalu dari keramaian. Beberapa meter kemudian, ia bertemu Sofi sedang menjaga sekre BEM. Riky kemudian memberi kode untuk mengobrol di sebuah tempat. Kemudian mereka berdua bertemu di sebuah kamar hotel milik salah satu anggota BD.

Badan Enak Mahasiswi Part 12 : Krisis Internal dan Rencana Upacara Perpisahan

Sejak kejadian malam itu, tidak ada perubahan pada diri Dea. Ia tetap menjalankan aktivitas normal seperti biasa. Ia ditemani Sofi dan Ratu masih terus memerangi kegiatan Black Dimension di kampus. Yang berbeda adalah setiap ia selesai mengusir para anggota BD yang melakukan kegiatan ilegal, Dea harus mengoral penis mereka sampai puas. Ia terpaksa melakukan itu karena vagina Dea ditanam alat pelacak yang akan bereaksi jika Dea melanggar.

Sementara itu, Firda sudah selesai menjalankan sidang dan dinyatakan lulus. Setelah sidang, Firda diantar oleh Mr. Hans ke sebuah hotel untuk “merayakan” kelulusan Firda. “Hmm… aku malu pak.” ujar Firda sambil berdiri depan cermin. Firda hanya mengenakan jilbab dan stocking merah tanpa bra dan celana dalam. “Kamu udah cantik kok. Selamat ya.” Hans memeluk Firda dari belakang. “Mmmhh… sabar dongghh…” Firda kemudian membalik badan lalu mencium Hans dengan ganas. Hans kemudian melepas ciumannya lalu menggendong Firda. Firda kemudian direbahkan di ranjang hotel lalu Hans membuka semua pakaian nya. “Pakk… beri aku hadiah terenak…” Firda melebarkan kedua kakinya sambil mengorek vaginanya yang sudah becek. Hans langsung menidih Firda dan menyetubuhinya semalaman.

Badan Enak Mahasiswi Part 11 : Pesta untuk Dea

Dea, koordinator keamanan sekaligus salah satu srikandi Nabila yang ditakuti karena sukses menggagalkan perjudian, perdagangan miras dan pengedaran narkoba. Beberapa kali ia bersama dua pengawalnya yaitu Sofi dan Ratu sukses mengalahkan para preman kampus baik itu Black Dimension maupun kelompok-kelompok kecil. Saat ini, tubuh Dea terbaring lemah hanya mengenakan hijab dengan rantai dan borgol yang mengunci kedua kaki tangannya. Dea bisa saja menghancurkan rantai itu dengan mudah, namun efek anestesi sebagian yang disuntikkan di tubuhnya membuat Dea hanya bisa menggerakan kepalanya.

Badan Enak Mahasiswi Part 10 : Dea, Ternyata...

“Saudara-saudaraku ! Dengar baik-baik !” Raharjo membuka acara perkumpulan akbar para anggota Black Dimension. Lima faksi yaitu Black Dimension, Book Diamonds, BD Troops, Spiritual Club (faksi Sam) dan Campus Army (faksi Wann) berkumpul di aula basement untuk membahas rencana final BD untuk memusnahkan Nabila dan kabinet srikandinya yang sudah kehilangan setengah kekuatan. “Kini kondisi kita sedang membaik. Transaksi lancar, lalu kedatangan dua saudara besar ditambah lagi kondisi musuh kita si lonte Nabila itu sedang melemah. Ini kesempatan kita untuk melakukan serangan besar-besaran. Tiga bulan lagi masa kerja mereka akan selesai, artinya kita punya dua bulan untuk menjalankan serangan final. Mari kita berdiskusi dengan tertib.” tutup Raharjo.

Badan Enak Mahasiswi Part 9 : Hadiah Kecil untuk Nadya

Beberapa hari kemudian, suasana di ruang BEM cukup gaduh. Sam dan Wann terlihat beradu argumen dengan Nabila. Setelah beberapa kali adu mulut, Wann dan Sam keluar dari ruangan BEM meninggalkan Nabila yang menangis. Dea yang setelah kelas kebetulan ke ruang BEM terkejut melihat Nabila yang biasanya ceria dan semangat kini menangis. “Nab, kamu kenapa ?” ujar Dea panik. Nabila tidak menjawab dan terus menangis. “Yaudah kalo ga mau ngomong, sini-sini aku peluk.” Dea memeluk Nabila sambil mengusap kepalanya. Setelah beberapa menit, Nabila berhenti menangis dan menceritakan masalahnya dengan dua organisasi mitra nya. “Tenang Nab. Ada aku kok disini. Kamu ga usah khawatir.” hibur Dea. “Udah dong, masa pemimpin terkuat di kampus ini nangis. Sini aku lap.” Dea mengelap air mata Nabila. “Udah ah..” ujar Nabila menepis tangan Dea, lalu mereka berdua tertawa bersama. “Gitu dong ini baru Nabila yang aku kenal.” ujar Dea.

Badan Enak Mahasiswi Part 8 : Raja dan Ratu

Beberapa hari setelah pesta malam di markas BD, Firda mengalami perubahan pesat. Ia lebih banyak merenung sambil sesekali mengerjakan revisian skripsi nya di ruang BEM. Apalagi ia juga diancam oleh BD untuk menuruti semua keinginan mereka atau video pesta sex nya disebar. Hal itu membuat Nabila dan Dea cemas, mereka berdua kemudian memberi Firda dispensasi demi kelancaran skripsinya. “Kak Firda kenapa akhir-akhir ini ga secerah biasanya ?” sapa Nadya. “Biasa dek. Nanti semester akhir juga bakal ngerti.” jawab Firda. “Eh lagi skripsian kak ? Maaf ganggu. Aku peluk nih biar kak Firda ga marah.” Nadya memeluk Firda. Biasanya, Firda akan meladeni dengan mengusap kepala Nadya. Sejak ia dijadikan budak sex, sensasi pelukan Nadya menjadi sesuatu yang berbeda dari Firda. “Hm… anu Nad. Aku lagi sibuk. Maaf ya.” ujar Firda melepas pelukan Nadya. “Okey kak ! Semangat skripsiannya. Aku mau ke kelas dulu.”. Firda tersenyum namun dalam hatinya ia teriris membayangkan gadis sepolos Nadya akan dijadikan bahan mainan BD.

Badan Enak Mahasiswi Part 7 : Susu Rasa Firda

Firda, mahasiswi senior mentor Nabila sekaligus penasihatnya di BEM. Karena kesibukannya itu, skripsi Firda menjadi terbengkalai. Padahal ia sudah tinggal satu semester lagi untuk lulus dari Pelita Nusantara. “Kamu ini kapan lulus nak ?” begitulah kalimat ibunya setiap menelpon Firda. Hal itu secara tidak langsung membuat dirinya bingung dan kemungkinan akan vakum atau bahkan melepas Nabila di BEM demi skripsinya. Suatu sore, ia baru saja dimarahi dosen pembimbingnya karena dianggap tidak serius dalam mengerjakan kuliah. “Tugas mahasiswa itu salah satunya adalah penelitian. Seharusnya mahasiswa tingkat akhir seperti kamu paham dengan hal itu. Gimana progress skripsi kamu ?!” Mr. Hans, dosen pembimbing Firda mulai berceramah. “I.. ini pak. Saya belum sempat menyelesaikan bab 3 saya karena sibuk di kegiatan luar.” ujar Firda terbata-bata. “Sibuk ? Memangnya adik-adik kamu itu tidak becus mengurus BEM sampai kamu juga yang harus ikutan ?” sindir Mr. Hans. “Maaf pak. Saya ingin membantu mereka karena mereka memiliki masalah yang berat.” , “Justru kalau kamu bantu terus, mereka ga akan bisa maju. Nempel terus karena dibantuin. Lagipula apa ini ? Ini lebih baik saya jadikan bungkus nasi.” Mr. Hans memeriksa skripsi Firda sambil mencoret-coret. “Pokoknya minggu depan Bab 1, 2 dan 3 harus sudah siap. Tidak boleh ada kekonyolan seperti ini. Inget orangtua kamu di rumah.” Mr. Hans kemudian mengisi form bimbingan lalu meninggalkan Firda.

Badan Enak Mahasiswi Part 6 : Runtuhnya Organisasi Dakwah Kampus

Seminggu kemudian, sejumlah organisasi membuka program sejenis magang bagi mahasiswa baru. Sesuai dugaan, Peter mendaftar ke BEM dan satu organisasi lainnya adalah klub belajar bernama Books Diamonds. Walaupun hanya sebuah klub belajar, Nabila dan kawan-kawan mewaspadai kelompok yang dikepalai oleh Riky yang notabene adalah rival sekaligus anggota kelompok yang paling mereka benci. Melihat pendaftar yang ramai, Dea menghampiri Riky ditemani Ratu dan Sofi. “Oh, jadi sekarang mau racunin maba lagi nih ceritanya.” ucap Dea ketus kepada Riky. “Apaansih mbak. Gue bikin kelompok belajar udah dinyinyirin.” balas Riky cuek. “Pokoknya apapun yang kalian lakukan, kami awasi terus.” Dea kemudian kembali untuk laporan kepada Nabila.

Badan Enak Mahasiswi Part 5 : The New Plan

Seminggu setelah pentas seni berakhir, kegiatan kampus berjalan seperti biasa. Nabila dan kawan-kawan mulai memperlihatkan kekuatan nya sebagai tim kepengurusan yang disegani oleh seluruh mahasiswa. Saat ujian berlangsung, tidak ada mahasiswa yang menyontek maupun melakukan transaksi jual beli salinan soal asli yang biasanya dilakukan oleh Black Dimension. Perlahan-lahan para senior Black Dimension mulai menghilang dari peredaran sehingga trio Dea, Sofi dan Ratu tidak menemukan halangan berarti.

Walau demikian, BD diam-diam sengaja mundur sesaat untuk mengatur strategi selanjutnya. Hari ini seluruh anggota BD beserta BD Troops berkumpul di sebuah resort pulau pribadi milik Raharjo untuk rapat sekaligus berlibur setelah menjalani satu semester yang berat. Ia juga membawa Sofi dan Cindy sambil menyuruh mereka berbohong ke Nabila untuk tidak ikut rapat membahas ospek.

Badan Enak Mahasiswi Part 4 : Pesta Untuk Sofi

Dimalam yang sama menjelang subuh, di sekretariat BEM, Dea mengadakan rapat terbatas bersama wakilnya, yaitu Sofi, memperbincangkan terkait kecurigaan Dea akan sepak terjang Dirman, orang kepercayaan Cindy yang disinyalir berhubungan dekat dengan kelompok Black Dimension. Sofia Latifah Maharani, merupakan seorang gadis yang tangguh, menempuh pendidikan di SMA berlatar belakang semi militer sehingga membentuk kepribadiannya yang tangguh, sorotan matanya tajam, kesan sangar jelas terlihat dari penampilannya, bersama Dea dia sama sama wanita yang menguasai berbagai seni beladiri, ia merupakan andalan Dea saat bertugas menumpas banyak praktik penyebaran narkoba dan minuman keras di lingkungan kampus, Sofi sangat disegani oleh kawan maupun lawan, dibalik berbagai kesangarannya, Sofi merupakan gadis yang sangat cantik, perawatan tubuh tak pernah dilewatkannya, terbukti dari kulit wajahnya yang kencang menawan, dan bodynya yang sekal montok dan menggairahkan, hanya Firda yang memiliki payudara lebih indah dari Sofi. Meskipun keseksian Sofi sungguh menggoda tetapi tidak ada satupun lelaki yang bernyali untuk menggodanya, nama besar Sofi hampir setara dengan Dea. Seluruh kemampuan yang dimiliki, membuat Sofi amat percaya diri untuk bertugas seorang diri, termasuk ketika dia ditugaskan untuk memata-matai Dirman dan kelompoknya disekitar Cindy.

Badan Enak Mahasiswi Part 3 : Penaklukan Cindy

Cindy tampak sibuk mengarahkan para panitia untuk berbagai keperluan Pentas Seni nanti, mengarahkan dekorasi, tata ruang, susunan acara dan lain lain. Meskipun ia menteri yang bisa hanya menyuruh tetapi etos kerja yang dicontohkan Ketua BEM Nabila harus membiasakan para pejabat untuk berlelah Lelah bersama mahasiswa lainnya.

Hari itu Cindy mengenakan pakaian warna merah yang cukup ketat menonjolkan kedua payudaranya yang berukuran sedang tetapi membulat padat, setelan kerudungnya menambah indah penampilannya. Wajah mulusnya mulai berteteskan keringat Karena kerja kerasnya dari awal gladi resik. Waktu telah menunjukan pukul 9, sebagian besar panitia telah pulang, Cindy sedang bersiap membereskan barangnya hendak pulang ketika Dirman, Koordinator Acara Pentas Seni yang merupakan penyusup dari Black Dimension memberitahukan bahwa ada rapat khusus divisi acara yang butuh kehadiran Cindy untuk mengawasi. “maaf yang mbak, jadi ngerepotin malem malem, soalnya takutnya konsep yang udah disusun acara berbeda dengan kemauan mbak Cindy” Dirman berbasa basi kepada Cindy sambal menggiring Cindy masuk ke perangkapnya, yaitu ruang rapat di lantai dua Student Center, dimana didalamnya telah menunggu sekitar 10 orang kru acara, yang seluruhnya merupakan lelaki anggota Black Dimension. Cindy mengikuti Dirman dengan kewaspadaan minimum, Karena Dirman berhasil meyakinkan Cindy menjadikannya orang kepercayaan, Cindy membalas obrolan Dirman dengan seramah mungkin disertai senyum seksi yang selalu menghiasi wajahnya

Badan Enak Mahasiswi Part 2 : Nabila

Akhirnya saat yang dinantikan tiba, Nabila , sang penguasa baru dari Universitas Permata Nusantara menggelar konferensi pers mahasiswa di Auditorium Kampus guna mengumumkan Kabinet Inti yang akan menjadi tangan kanannya memimpin kampus ini.
Hari itu Nabila menggunakan gamis hitam sederhana, menyembunyikan lekuk tubuhnya tetapi meningkatkan gairah seksualitas bagi siapapun yang memiliki gairah lelaki, bagaimana tidak, wajah cantiknya terlihat cerah dengan aura ketegasan tetapi dihiasi senyum yang rupawan, bahasa tubuhnya sangat anggun dan sensual, belum lagi suara yang keluar dari bibir tipisnya bernada serak serak basah dengan alunan melodi yang lembut. sungguh primadona kampus impian. berikut adalah susunan kabinet Srikandi yang akan menjadi penggerak utama roda kemahasiswaan kampus.

Badan Enak Mahasiswi Part 1 : Nabila

Kampus Universitas Permata Nusantara, sebuah kampus swasta ternama di Kota P. Belakangan ini dikenal sebagai kampus yang tengah naik daun, karena di usianya yang masih baru, telah banyak mengundang minat mahasiswa dari berbagai wilayah di Indonesia. Kehidupan kampus tidak terlepas dari kehidupan kemahasiswaan, begitu pula di kampus ini, organisasi kemahasiswaan menjamur dari mulai lembaga tertinggi yaitu Badan Eksekutif Mahasiswa, Badan Dakwah Kampus, Biro Keamanan Kampus, dan organisasi lainnya.

Dibalik segala kemewahan tersebut, terselip kisah kelam. Sebagian besar jabatan kemahasiswaan strategis dikuasai oleh mafia mahasiswa yang terkenal radikal dan melakukan banyak kegiatan kriminal di lingkup kampus. Selama bertahun tahun pentolan dari Black Dimension , julukan kelompok mafia tersebut menguasai jabatan Ketua BEM dan ketua organisasi lainnya, sehingga suasana kampus menjadi tidak kondusif akibat pengaruh buruk mereka. Miras, Narkoba, Prostitusi, menjadi tema biasa yang menyebar di kalangan mahasiswa Permata. Hingga tiba akhirnya di akhir tahun sebagaimana biasanya diselenggarakan Pemilihan Raya Mahasiswa, dimana Riky, jagoan Black Dimension sudah dipersiapkan untuk menjadi Ketua BEM Universitas berikutnya. Hampir tidak ada hambatan Riky untuk menjadi calon tunggal Ketua BEM, sebelum akhirnya di minggu terakhir pendaftaran, seorang akhwat andalan Badan Dakwah Kampus yang prestasinya sedang naik daun menggemparkan kehidupan kemahasiswaan di Kampus dengan menantang Riky di kontes pemilihan Ketua BEM.

Dira (Inilah Yang Kumau) Part 18 "TAMAT"



Aku terbangun saat hari sudah siang. Waktu sudah menunjukkan pukul satu siang. Ternyata tadi aku ketiduran di ruang tamu. Ketiduran dengan masih telanjang bulat dan wajah penuh sperma, dan sekarang wajahku jadi lengket-lengket karena noda sperma yang mengering. Gak enak banget rasanya. Akupun memutuskan untuk mandi.

Ahhh... sungguh gila apa yang barusan terjadi. Yang pertama dengan si kurir, lalu dengan bocah-bocah mesum itu. Aku bersyukur tidak sampai disetubuhi tadi. Meskipun aku udah horni dan penasaran pengen disetubuhi, tapi aku kan tidak ingin juga dengan sembarang orang.

Selesai mandi, aku memutuskan untuk memakai pakaian. Hanya tanktop dan celana legging pendek warna hitam tanpa dalaman. Emang gak terlalu nutupin aurat, tapi itu udah cukup karena hanya aku sendiri di rumah. Aku takut kalau kembali bugil akunya jadi horni lagi. Lalu jadi hilang kendali lagi.

Dira (Inilah Yang Kumau) Part 17



Senin pagi yang cerah. Aku berjalan santai menyusuri jalanan komplek perumahanku. Aku baru saja membeli lontong di depan komplek untuk serapan. Karena tempatnya yang tidak begitu jauh, jadi ku putuskan untuk jalan kaki saja. Pagi-pagi begini suasana sekitar komplek perumahanku memang cukup ramai. Baik oleh pejalan kaki sepertiku maupun kendaraan yang berlalu lalang. Soalnya memang jam berangkat kerja dan berangkat sekolah sih. Aku sendiri free hari ini, gak ada jadwal kuliah.

Aku hanya memakai baju tidur piyama dan celana panjang warna pink saat ini. Untuk jilbabnya aku memakai jilbab sorong yang simpel warna item. Ya iya, ngapain juga pakai baju bagus-bagus amat untuk beli lontong. Pakai baju tidur gini aja udah banyak mas-mas dan bapak-bapak melirik aku >,<

Dira (Inilah Yang Kumau) Part 16



Pagi yang cerah. Aku sedang siap-siap untuk pergi ke kampus. Aku sudah mengenakan pakaian yang sangat rapi dan tertutup seperti biasanya jika ingin keluar rumah. Baju kemeja kota-kotak dan celana levis hitam. Tidak terlalu ketat sih sebenarnya, tapi kalau mama lihat aku berpakaian begini pasti dia marah. Padahal masih nutup aurat gini, walaupun agak nunjukin lekuk tubuh sih. Mama dari dulu emang gak pernah bolehin aku pakai celana jeans atau levis. Aku bandel memakainya waktu aku udah tinggal sendirian, hihi.

Baru saja aku akan keluar rumah, tiba-tiba ada tamu datang. Rupanya tamu itu adalah kurir pengantar paket. Dan itu adalah abang-abang yang biasanya datang! Duh, aku baru ingat kalau hari ini kiriman paketku datang. Tapi kok tumben sih pagi-pagi dah datang!? Sayang banget abang kurir itu datangnya sewaktu aku lagi berpakaian lengkap begini. Karena jika tidak aku mungkin akan dengan senang hati tampil telanjang bulat di hadadapannya lagi. Terakhir kali dia melihat aku bugil ketika aku dengan Eko waktu itu.

Dira (Inilah Yang Aku Mau) Part 15



Sret! Tiba-tiba Ochi menarik selimut dan meringkuk di dalamnya. Sebagian tubuhku jadi tersingkap.


“Kyaa… Ochi, bagi-bagi dong selimutnya… Berdua!” Protesku. Dia hanya tertawa.


“Dingiiin… Kamu kan udah biasa bugil…” Ledeknya.


“Udah biasa bugil tapi tetep selimutan kali…” Aku merangsek ke sampingnya supaya tubuhku bisa tertutup selimut semua. Kami tertawa geli.

Dira (Inilah Yang Kumau) Part 14



Dulu, aku pernah punya pikiran nakal, kalau suatu saat mungkin aku akan diperkosa jika terus sembarangan pamer aurat. Aku tidak menyangka kalau hari itu beneran akan datang. Bahkan dua kali dalam sehari! Untungnya belum sampai ‘kejadian’, cuma nyaris saja. Dua kali aku mengalami percobaan pemerkosaan, dua kali pula aku diselamatkan. Aku beruntung diselamatkan di saat-saat genting, tepat sebelum kegadisanku hilang. Tapi tetap saja, seandainya aku dengerin apa kata orangtuaku, seandainya aku tidak sembarangan nunjukin aurat, tentunya ini tidak akan terjadi. Terbukti memang kalau semua yang diajarkan orangtuaku itu manfaatnya untuk aku juga. Untuk melindungi aku. Tapi aku terlalu bandel. Membangkang. Lebih tertarik dengan pujian-pujian orang. Lebih memilih larut dalam birahi dari pada takut akan dosa.

Dira (Inilah Yang Kumau) Part 13



"Ya Tuhan..." gumamku sambil menutup wajah. Malu bukan kepalang.

Kak Rossi tertawa terbahak. "Kenapa kamu Dira? Malu??"

"Kak Rossi...."

"Gimana kalau kamu panggil aku Ochi aja? Hehe... Itu bukan sepenuhnya nama samaran, karna di rumah panggilanku memang begitu. Teman teman dekatku juga memanggilku Ochi"

"Kalau mau, aku juga akan memanggil kamu Dilla?"

"Oh Tuhan..." Gumamku benar-benar malu. Wajahku mungkin bagai kepiting rebus sekarang. Aku tak tahu harus menjawab apa. Baru sehari aku gabung di grup, identitasku sudah langsung ketahuan. Benar-benar kebetulan yang susah dipercaya.

Dira (Inilah Yang Kumau) Part 12



Nana : Gue jawab, "Ogaahh! Lo playboy!"

Ochi : Wkwkwkwkwk, Gagal gombal!

Ai : Seruuu! Trus Mama kamu gimana?

Nana : Ha ha ha... Mama ketawa aja.

Nana : Udah ya ceritanya! Pegel ni ngetiknya... he he

Ai : Yaah... trus endingnya gimana tuh sarapannya?

Nana : Oya, he he, habis sarapan aku ijin Mama ajak kak David ke kamarku.

Nana : Mama cuma bilang, "Dasar... Udah sana!" Hi hi...

Nana : Trus kita ML lagi deh di kamarku sampe siang.

Nana : Nah pas ML paginya itu tuh baru bisa berkali-kali… Eh, kalo ga salah 3 kali.

Dira (Inilah Yang Kumau) Part 11



Sudah hampir dua bulan berlalu sejak hari terakhir aku melihat Eko. Bocah itu betul-betul memegang janjinya untuk tidak lagi ke rumahku. Aku harap dia benar-benar setia dengan pacarnya dan tidak lagi mikirin aku. Aku juga mendoakan agar hubungannya dengan pacarnya itu terus awet. Apa yang sudah dia lakukan bersamaku tentunya jadi momen-momen yang tak terlupakan baginya. Bisa kenal denganku saja dia sudah sangat beruntung, apalagi sampai bisa berbuat mesum padaku, bahkan hampir ML! Dia menang banyak dari laki-laki lain yang mencoba mendekatiku. Tapi seperti yang sudah kukatakan padanya, dia harus komitmen kalau memang pacaran dengan Susi. Dia harus menjaga perasaan pacarnya. Jadi, dia tidak boleh lagi bertemu denganku. Apa yang sudah dia lakukan bersamaku cukup jadi kenangan saja.

Dira (Inilah Yang Kumau) Part 10



Eko kulihat sudah keringatan, begitupun aku. Jilbab yang aku kenakan sudah berantakan. Karena gak pakai peniti maka jilbabnya mudah banget lepas. Dari tadi aku berkali-kali membetulkannya. Namun makin lama aku jadi makin gak punya kesempatan untuk membetulkannya karena Eko yang makin beringas. Pada akhirnya jilbab itu terlepas sepenuhnya dari kepalaku. Malah jadi alas tempat tidur. Jilbab yang seharusnya jadi penutup auratku kini malah jadi alas tempat aku bergumul dengan cowok yang bukan muhrimku. Astaga, ini jilbab pemberian mama kan!? Baru ingat aku. Duh... maaf yah Ma.

“Kak Dira emang yang paling cantik” ucap Eko sambil mengelus rambutku. Saat ini aku berada di bawahnya. Tubuhnya menempel menindihku dari atas. Wajah kami berhadap-hadapan. Karena tubuhnya yang lebih pendek, maka penisnya jadi berada di atas perutku. Untung saja aku lebih tinggi darinya. Kalau kelamin kami nempel kan gawat juga.

Dira (Inilah Yang Kumau) Part 9



Saat ini aku sedang tidur-tiduran di kamar. Rasanya malas banget untuk gerak. Apalagi cuacanya juga mendukung karena mendung terus sejak pagi. Kerjaanku dari tadi hanya mainin handphone, ngelihatin foto-foto yang ada di galery handphoneku, khususnya foto-foto terakhir yang ku ambil. Yaitu foto-foto ketika aku liburan ke rumah orangtuaku dan foto-foto ketika liburan ke Derawan.

Selama liburan di rumah orangtuaku aku tidak kemana-mana dan hanya di rumah saja. Palingan cuma nemenin mama ke pasar. Tapi aku senang, karena aku niatnya emang pengen ketemu dengan orangtuaku saja. Di sana aku jadi anak gadis yang baik dengan bantu-bantu bersihin rumah sama bantu-bantu mama masak, dan pastinya pakaianku selalu sopan dan tertutup seperti yang selama ini diajarkan orangtuaku.

Dira (Inilah Yang Kumau) Part 8



“Bentar” Aku minta berhenti setelah kami berjalan cukup jauh. Perjalanannya berat juga karena harus naik turun bukit. Aku mulai merasa lelah. Karena aku baru sembuh, keringatku jadi banyak yang keluar. Biar gak kepanasan lagi, ku putuskan untuk membuka jilbabku, lalu ku lepas kemeja lengan panjangku sehingga menyisakan baju kaos putih sebagai atasannya. Aku titipkan kemeja dan kain jilbabku ke dalam tas Dodi. Baju kaos yang kukenakan ini agak ketat dan pendek banget. Soalnya memang untuk baju dalaman. Jadi perutku bisa saja sedikit kelihatan. Kalau membungkuk maka bagian pinggang belakang yang kelihatan.

Dira (Inilah Yang Kumau) Part 7



Suasana di kantin kampus begitu ramai. Mungkin karena bertepatan dengan waktu makan siang sehingga membuat tempat ini jadi penuh sesak. Aku dan teman-temanku beruntung bisa mendapatkan meja. Banyak dari mereka yang ingin makan di sini harus sabar menunggu untuk bisa duduk. Sebagian lagi ada yang putar badan karena tidak tahan menunggu.

Aku sebenarnya kurang suka makan di sini. Apalagi di saat-saat ramai begini. Aku lebih memilih mencari makan di luar lingkungan kampus meskipun sedikit lebih mahal. Namun karena semua teman-temanku ingin makan di sini, akupun jadi ikut mereka. Setidaknya tempat ini tidak terlalu jauh dari ruang kelas perkuliahan selanjutnya.

Dira (Inilah Yang Kumau) Part 6



Dua hari kemudian hasil test mereka keluar. Kali ini mereka langsung datang ke rumahku setelah pulang sekolah, tidak datang malam hari seperti biasanya, jadi merekapun masih pakai seragam putih biru. Mereka sepertinya tidak sabar ingin menunjukkan hasil ujian mereka padaku. Tapi ternyata Eko tidak datang bersama mereka.

“Emang kemana dia?” tanyaku penasaran. Kalau tidak ada Eko rasanya kurang lengkap. Geng mereka jadi gak komplit jeleknya, hehe. Pakaianku saat ini adalah pakaian yang ku kenakan saat kuliah tadi. Kemeja kotak-kotak dan rok hitam panjang, tapi jilbabku sudah ku lepas. Rambutku ku ikat dengan ikat rambut. Kami saat ini berada di ruang nonton tv.

Dira (Inilah Yang Kumau) Part 5



Hari-hari terus berlalu. Aku kadang kepikiran, kenapa ya aku mau-maunya membiarkan tubuhku dinikmati oleh bocah itu? Kalau pengen pamer body kenapa gak cari cowok ganteng aja sekalian? Tapi mungkin kalau bukan dengan Eko rasanya gak akan sama kali ya… Entahlah. Aku benar-benar tidak tahu kenapa aku bisa melakukan hal sejauh ini bersamanya. Tidak cuma membiarkan dia melihat aku telanjang, tapi juga membiarkan dia bermain-main dengan tubuhku. Bocah itu sudah dapat banyak >,<

Ku matikan shower dan melangkah keluar dari kamar mandi. Aku tidak mau terlalu memikirkannya. Yang penting aku bisa melakukan apa yang aku mau. Tidak terus terkekang oleh aturan-aturan yang gak boleh begini gak boleh begitu. Mereka bilang pakaian itu harus sopan dan tertutup, selama ini aku sudah melakukannya, tapi ternyata rasa deg-degkan ketika orang-orang melihatku dengan pakaian terbuka lebih membuat aku senang. Pujian orang-orang padaku juga semakin membuatku makin ketagihan untuk pamer aurat.

Dira (Inilah Yang Kumau) Part 4



Setelah dari tempat Dodi, aku ingin langsung pulang ke rumah. Aku ingin istirahat. Capek sekali rasanya. Sekali lagi harus ku katakan kalau apa yang terjadi hari ini sungguh gila. Aku yang biasanya selalu menjaga tingkah lakuku sebagai gadis baik-baik dan menutup aurat-auratku, kini malah bertingkah seperti perempuan nakal dan pamer aurat, bahkan membiarkan wajahku diceceri sperma. Cairan hina yang seharusnya sangat tidak pantas mengotori wajahku.

Setelah berjilbab, lalu telanjang, lalu berjilbab lagi, kemudian telanjang lagi. Penampilan diriku sangat kontras tertangkap oleh lensa kamera. Rasanya malu sekali telanjang di depan orang lain. Namun memang harus ku akui kalau pamer tubuh itu sensasinya memang menyenangkan. Rasanya begitu bebas bisa lepas dari kekangan harus menjaga aurat. Pujian-pujian mereka akan kecantikan dan kemolekan tubuhku juga semakin membuat aku bersemangat untuk semakin memuaskan mata mereka.

Dira (Inilah Yang Kumau) Part 3



Sejak kejadian di rumah Eko malam itu, kami jadi sering berduaan dengan kondisi sama-sama bugil baik di rumahku maupun di rumahnya. Dia puas menikmati pemandangan yang tersaji di hadapannya yang tentunya hanya dia yang bisa melihatnya, bahkan beronani di depanku. Akupun selalu terbuai kenikmatan dengan belaian tangannya pada tubuhku. Hampir setiap hari Eko selalu datang ke rumahku. Aku bahkan memberikannya kunci rumahku, sehingga dia bisa datang kapanpun yang dia mau. Entah mengapa aku jadi sangat menantikan kehadirannya. Setiap kali dia terlambat, aku dibuat resah serta khawatir, dan dibuat begitu senang ketika melihatnya muncul dari balik pintu pagar.

Dira (Inilah Yang Kumau) Part 2



Hari-hari setelah itu aku bersikap biasa saja. Aku bisa memaklumi apa yang dilakukan Eko waktu itu. Lelaki manapun mungkin akan melakukan hal yang sama, bahkan bisa saja nekat memperkosaku. Eko sendiri masih sering memperhatikanku yang selalu berpakaian minim di hadapannya. Aku membiarkan. Dalam pikiran anak itu pasti sekarang terdapat hal-hal mesum tentang aku. Dia tidak terlihat malu-malu lagi melirik ke arahku. Akupun berlagak cuek, seakan mempersilahkannya memandangiku sepuas-puasnya dan selama yang dia mau. Setiap ada dia di rumahku, aku selalu sengaja memakai pakaian minim untuk memuaskan mata dan birahinya. Aku yakin dia saat ini sudah berkali-kali onani sambil membayangkan diriku. Aku mulai berpikir, mungkin tidak ada salahnya sedikit menunjukkan keindahan yang aku miliki padanya. Dia anak yang baik dan sopan meski matanya kadang sedikit nakal. Aku juga penasaran bagaimana rasanya lebih memamerkan auratku padanya.

Dira (Inilah Yang Kumau) Part 1



Minggu pertama bulan baru. Aku belum juga menerima uang kiriman dari orang tuaku. Uang yang aku miliki sudah mulai menipis. Sepertinya aku terlalu boros kemaren. Biasanya setiap bulan aku selalu punya uang lebih untuk ditabung.

Setelah melempar tas ke lantai, aku menghempaskan tubuh duduk di atas sofa. Ku buka jilbab dan kemudian ikat rambutku sehingga membuat rambut panjang bergelombangku tergerai. Hari ini sungguh melelahkan. Jadwal kuliah yang begitu padat dari pagi hingga sore. Aku baru saja pulang kuliah dan ingin segera mandi.

“Iya Ma… udah bulan baru nih… Kok belum dikirim sih? Kirimin dong,” rengekku lewat telepon. Aku akhirnya mengadu pada orangtuaku sebelum pergi mandi. Meminta mereka untuk segera mengirimkan aku uang untuk bulan ini.